Selama ini istilah gender dan jenis kelamin seringkali disalah pahami oleh banyak orang.
Pasalnya, gender dan jenis kelamin selalu dianggap sebagai dua kata dengan makna yang sama. Padahal, keduanya memiliki makna yang berbeda.
Yuk mari kita bahas perbedaan antara konsep gender dan jenis kelamin secara lebih mendalam.
Apa Itu Gender?
Gender adalah istilah keren yang selama ini sering diperbincangkan dalam masyarakat. Kata gender sering digunakan untuk menggambarkan tentang bagaimana cara masyarakat bisa menetapkan peran, tingkah laku, dan ciri-ciri yang dilekatkan pada jenis kelamin tertentu.
Mengacu pada situs World Health Organization, gender merupakan hasil konstruksi sosial yang diarahkan untuk membedakan karakteristik antara perempuan dan laki-laki. Suhra (2013) mengartikan gender sebagai suatu hal yang terlihat dalam diri laki-laki dan perempuan dari segi nilai dan tingkah lakunya. Selain itu, para pakar lainnya juga berusaha untuk mendefinisikan istilah gender, yakni sebagai berikut:
1. Judith Butler
Sebagai seorang filosof dan teoritikus gender, Butler melihat gender sebagai hasil konstruksi sosial yang dipertahankan melalui berbagai praktik dan tindakan sehari-hari. Menurut Butler, gender bukanlah atribut yang dibawa oleh seseorang dari lahir, tetapi hasil dari akumulasi tindakan seseorang (performativitas gender)
2. Simone de Beauvoir:
Sebagai seorang filsuf feminis, de Beauvoir, berpendapat bahwa gender adalah produk dari perbedaan sosial antara laki-laki dan perempuan. Dia mengatakan bahwa peran perempuan di masyarakat dibentuk dari proses sosialisasi dan budaya.
3. Raewyn Connell:
Connel adalah seorang sosiolog yang sebelumnya mengusulkan konsep “patriarkat”. Connel melihat gender sebagai hasil dari interaksi antara struktur sosial, kekuasaan, dan identitas individu.
4. Judith Lorber
Lorber mengatakan bahwa gender bukan hanya tentang perbedaan biologis, tetapi juga tentang norma-norma, peran, dan tindakan sosial yang terkait dengan jenis kelamin.
Dari beberapa definisi gender dari para pakar tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa gender merupakan bentukan (konstruksi) baik dari akumulasi tindakan, sosialisasi, maupun interaksi dalam masyarakat, bukan bawaan dari lahir. Artinya, gender ini bukanlah hal yang tetap namun bisa saja berubah-ubah sesuai dengan variasi antara budaya, waktu, dan konteks sosial.
Contoh-Contoh Gender dalam Masyarakat
Kita pasti sering mendengar kalau anak laki-laki lebih cocok main mobil-mobilan, sedang anak perempuan cocok untuk main boneka. Nah ini adalah contoh dari perbedaan gender dalam masyarakat.
Terdapat banyak contoh tentang gender yang bisa kita lihat di masyarakat, contohnya sebagai berikut:
- Peran Keluarga: Dalam lingkungan masyarakat, perempuan sering kali dianggap memiliki peran sebagai ibu rumah tangga, sementara laki-laki dianggap memiliki peran sebagai pencari nafkah dan pemimpin keluarga. Dalam filosofi Jawa, Perempuan seringkali dikaitkan dengan 3M (macak, manak, masak), yang artinya perempuan sering ditempatkan pada posisi yang berkaitan dengan dapur, berdandan dan melahirkan keturunan
- Pekerjaan dan Profesi: Beberapa pekerjaan atau profesi memiliki stereotip gender yang melekat, seperti perawat dan guru sering dianggap sebagai pekerjaan yang lebih cocok untuk perempuan, sementara insinyur atau petugas keamanan sering dikaitkan dengan laki-laki.
- Pembagian Tugas Rumah Tangga: Dalam pandangan masyarakat, tugas-tugas rumah tangga seperti membersihkan, memasak, atau mengurus anak biasanya dianggap sebagai tanggung jawab perempuan, sedangkan pekerjaan luar rumah atau perbaikan rumah seringkali menjadi tanggung jawab laki-laki.
- Ekspresi dan Penampilan: Terdapat juga perbedaan dalam cara laki-laki dan perempuan mengungkapkan diri melalui gaya berpakaian, gaya rambut, dan tampilan fisik. Misalnya, dalam banyak budaya, perempuan diharapkan untuk memakai pakaian feminin dan mengekspresikan kelembutan, sementara laki-laki diharapkan untuk mengenakan pakaian yang lebih maskulin dan menunjukkan kekuatan.
- Peran Sosial dan Kepemimpinan: Laki-laki seringkali memiliki peran yang dominan dalam bidang politik, bisnis, dan kepemimpinan dalam masyarakat. Sementara itu, perempuan seringkali menghadapi hambatan dalam mencapai posisi-posisi tersebut.
Apa itu Jenis Kelamin?
Berbicara tentang konsep jenis kelamin, banyak para ahli yang ikut andil dalam mendefinisikan jenis kelamin dari berbagai perspektifnya. Berikut ini pengertian jenis kelamin menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:
- American Psychological Association (APA): Menurut APA, jenis kelamin diartikan sebagai bentuk klasifikasi yang didasarkan pada perbedaan biologis. Perbedaan ini mencakup hal reproduksi dan struktur tubuh, seperti organ genital dan kromosom seks.
- World Health Organization (WHO): WHO mengartikan jenis kelamin sebagai karakteristik biologis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan organ reproduksi dan perbedaan kromosom seks.
- Anne Fausto-Sterling: Sebagai seorang gender dan seksualitas, Anne mengkritik pemahaman biner tentang jenis kelamin. Anne berpendapat bahwa jenis kelamin seperti sebuah spektrum yang melibatkan faktor genetik, hormonal, anatomis, dan lainnya.
Dari beberapa pengertian tersebut, maka jenis kelamin secara umum dapat diartikan sebagai klasifikasi biologis yang didasarkan pada karakteristik fisik dan biologis individu yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Karakteristik biologis ini meliputi alat reproduksi, kromosom seks, hormon seks, dan struktur tubuh lainnya yang membedakan jenis kelamin seseorang. Misalnya: Perempuan memiliki vagina, dan laki-laki memiliki penis.
Secara umum terdapat dua jenis kelamin yang secara biologis bersifat dominan: laki-laki (dengan organ reproduksi seperti penis, kromosom XY, dan produksi hormon androgen yang lebih tinggi) dan perempuan (dengan organ reproduksi seperti vagina, kromosom XX, dan produksi hormon estrogen yang lebih tinggi). Namun, penting untuk diingat bahwa ada variasi individu dalam karakteristik seksual dan kondisi interseks yang menyebabkan beberapa individu memiliki kombinasi yang tidak sejalan dengan definisi biner tersebut.
Jadi kesimpulannya bahwa gender dan jenis kelamin memiliki perbedaan secara signifikan. Gender lebih merujuk pada peran seseorang dalam masyarakat yang ditentukan berdasarkan hasil konstruksi sosial. Sedangkan Jenis kelamin merujuk pada ciri biologis yang secara fisik membedakan antara laki-laki dan perempuan serta bersifat bawaan bukan bentukan.
Pengertian dan Aspek Penting dalam Kesetaraan Gender
Kita semua pasti sering mendengar istilah “kesetaraan gender,” tapi tahukah kalian sebenarnya apa itu kesetaraan gender?
Kesetaraan gender adalah kesamaan dan keadilan hak baik bagi laki-laki maupun perempuan di segala bidang. Jadi, tidak ada lagi batasan atau larangan dalam menjalankan perannya di Masyarakat. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk meraih keinginan dan mimpinya tanpa memandang jenis kelamin. Sehingga setiap individu memiliki hak dan kesempatan yang setara dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, kesehatan, partisipasi politik, dan pengambilan keputusan.
Hingga saat ini, persoalan tentang diskriminasi gender masih sering terjadi di berbagai aspek kehidupan. Faktanya, meskipun banyak kemajuan yang cukup pesat dalam hal kesetaraan gender, namun kesenjangan gender dalam hal kesempatan atas sumber daya, pendidikan, ekonomi, politik juga terjadi dimanapun. Dalam hal ini perempuan masih menjadi sasaran subordinasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, Hal ini penting untuk dibahas karena kesetaraan gender menjadi dasar hak asasi manusia, menciptakan nilai masyarakat yang adil, dan kunci menuju perkembangan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Terdapat beberapa hal yang menjadi dasar mengapa kesetaraan gender menjadi konsep penting yang perlu untuk dibahas.
- Pertama, kesetaraan gender merupakan hak asasi manusia. Setiap individu, tanpa memandang jenis kelaminnya, memiliki hak untuk hidup tanpa diskriminasi. Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kesetaraan gender hadir sebagai upaya untuk menghilangkan ketidakadilan yang terjadi. Hal ini melibatkan penghapusan hambatan-hambatan yang menghalangi individu dalam mencapai potensi mereka, termasuk dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan, dan partisipasi politik.
- Kedua, kesetaraan gender diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang adil. Ketidaksetaraan gender dapat menghasilkan ketidakadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pemberian pekerjaan, gaji, peluang pendidikan, dan partisipasi politik. Ketidaksetaraan ini bisa memperkuat norma sosial yang merugikan baik perempuan maupun laki-laki. Dengan mewujudkan kesetaraan gender, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil di mana individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
- Ketiga, kesetaraan gender memiliki dampak positif terhadap perkembangan sosial dan ekonomi. Saat perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam hal pendidikan dan pekerjaan, masyarakat menjadi lebih produktif. Perempuan yang terlibat dalam angkatan kerja dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang memiliki peran yang lebih besar dalam pengambilan keputusan cenderung lebih peduli terhadap pendidikan dan kesejahteraan keluarga, yang dapat berdampak positif pada generasi mendatang. Karena hakikatnya perempuan sebagai agen sosialisasi pertama yang mewariskan nilai kepada generasi selanjutnya.
- Keempat, kesetaraan gender juga penting dalam mengatasi isu-isu global. Isu-isu seperti perubahan iklim, konflik bersenjata, dan penyebaran penyakit sering kali terkait dengan ketidaksetaraan gender. Mempromosikan kesetaraan gender dapat membantu mengatasi akar masalah ini dan memungkinkan memunculkan solusi yang lebih berkelanjutan.
- Kelima, kesetaraan gender membantu memerangi kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan. Kekerasan gender adalah masalah serius yang melanda masyarakat di seluruh dunia. Mewujudkan kesetaraan gender berarti mengubah norma sosial yang memungkinkan kekerasan terhadap perempuan, dan memastikan bahwa perempuan bisa mendapatkan perlindungan dan ruang yang aman.