Tag: Kematian Socrates
Kematian Socrates merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah filsafat Yunani kuno. Socrates adalah seorang filsuf terkemuka yang hidup pada abad ke-5 SM di Athena. Dia dikenal karena metodenya dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam yang mendorong pemikiran kritis dan refleksi mendalam.
Pada tahun 399 SM, Socrates diadili dan dihukum mati oleh otoritas Athena atas tuduhan mencederai agama dan meracuni pikiran kaum muda. Pengadilan ini terjadi setelah dia secara terbuka mengkritik praktik-praktik agama tradisional dan menjadi tidak populer di kalangan para penguasa saat itu. Namun, Socrates menolak untuk meminta pengampunan atau melarikan diri dari hukuman, mengklaim bahwa dia lebih suka tunduk pada hukum daripada mengingkari prinsip-prinsip yang diyakininya.
Ketika ditawarkan untuk memilih hukuman, Socrates memilih untuk dihukum mati dengan meminum racun beracun yang disebut “cicuta”. Dia menganggap kematian sebagai pencerahan dan pelajaran terakhir dalam hidupnya. Sebelum kematian, Socrates mengadakan perbincangan terakhir dengan murid-muridnya, di antaranya tercatat dalam dialog “Phaedo” karya Plato. Dalam dialog ini, Socrates menjelaskan pandangannya tentang kematian dan jiwa, mengemukakan bahwa kematian bukanlah akhir dari keberadaan manusia, melainkan pemisahan jiwa dari tubuh fisik menuju dunia rohaniah.
Kematian Socrates tidak hanya menandai akhir kehidupan seorang tokoh besar dalam sejarah filsafat, tetapi juga menjadi contoh keberanian dan dedikasi pada prinsip-prinsip yang diyakini. Pengaruh Socrates terus berkembang melalui tulisan-tulisan muridnya, terutama Plato, yang menjadikannya sebagai tokoh pusat dalam banyak dialog filsafatnya. Kematian Socrates mengilhami banyak filsuf selanjutnya dalam mempertanyakan otoritas dan mencari kebenaran tanpa ragu.
Nothing Found
Sorry, but nothing matched your search criteria. Please try again with some different keywords.